Hipnosis, hipnotis, dan hipotesisme ? bayak orang yang
mengajukan pertanyaan seperti itu. Sebuah pertanyaan sederhana, bukan ? namun,
ternyata pertanyaan itu masih mendapatkan jawaban berbeda-beda dari para
praktis hipnotisme di Indonesia.
Sebagian praktisi menganggap bahwa kosakata “hipnosis”
dan “hipnotis”, pada prinsipnya, berkesesuaian makna karena di anggap sama-sama
di terjemahkan dari kosakata bahasa Inggris “hypnotis”. Namun, sebagian
lagi menolak penggunaan kata “hipnotis” di terjemahkan sebagai padanan kata
dari “hipnotis”. Pendapa ini menganggap kosakata “hipnotis” tersebut dari
bahasa Inggris “ hypnotist” yang berarti pelaku kegiatan hipnosis. Hal ini
di anggap sama dengan penerjemahan kata “ hypnotrapy” menjadi “hipnoterapi”
serta “hypnoterapist”.
Jika melihat resepsi dalam masyarakat saat ini tampaknya penggunaan
kosakata “ hipnotis” lebih cenderung di hubungkan hal negatif dan “menyeramkan”
karena minimnya pemahaman tentang proses kegiatan hipnosis secara lebih lanjut.
Kata hipnosis lebih fenomena normal dan alamiah dalam masyarakat. Sementara itu
kata hipnotis lebih di kaitkan dengan hal yang berkaitkan dengan hipnosis. Tampaknya
lebih dapat di terima semua pihak.
Sebenarnya, kondisi hipnosis bukunya menbuat seseorang
menjadi “ tidak sadar sama sekali” seperti makna yang di sebutkan KBBI. Kondisi
hipnosis hanyalah berpindah keaktifan kesadarannya, dari pikiran sadar
(conscious Mid) ke pikiran bawah sadar.
Comments
Post a Comment